PRAKTIKUM LAPANG
AVERTEBRATA AKUATIK
Disusun oleh :
Denny Yuga Sendhara (H1G010034)
Oky Vidhianto (H1H010012)
Noerlaila Indriana Sanaid (H1H010036)
Ardiyanto Setiawan (H1K010016)
Gelar Ghyats G (H1K010040)
Vina Sofyana (H1K010064)
Kelompok : 9
Kelas : B
Asisten : Feri Susanto
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2011
LAPORAN SUNGAI
Pengamatan Makroinvertebrata Bentik Sungai Pasir Muncang
Udang
H (Pasir Muncang)
Foto Pada Saat Identifikiasi |
Spesies : Macrobachium rosenberghy
Deskripsi
Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut, atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. (Buwono, I.D., 1993) Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing. (Buwono, I.D., 1993)
Bagian Kepala
Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau Carapace. Bagian depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 gerigi untuk P. monodon. Bagian kepala lainnya adalah :
- Sepasang mata majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat digerakkan.
- Mulut terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang kuat.
- Sepasang sungut besar atau antena.
- Dua pasang sungut kecil atau antennula.
- Sepasang sirip kepala (Scophocerit).
- Sepasang alat pembantu rahang (Maxilliped).
- Lima pasang kaki jalan (pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit yang dinamakan chela.
- Pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.
Bagian Badan dan Perut (Abdomen)
Bagian badan tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh selaput tipis. Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang melekat pada ruas pertama sampai dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara ekor kipas terdapat ekor yang meruncing pada bagian ujungnya yang disebut telson. Organ dalam yang bisa diamati adalah usus (intestine) yang bermuara pada anus yang terletak pada ujung ruas keenam. ( Haryanti, S.B. Moria, K. Mahardika, dan I.G.Ng. Permana. 2003)
Manfaat
- Udang merupakan bahan makanan yang mengandung protein tinggi, yaitu 21%, dan rendah kolesterol, karena kandungan lemaknya hanya 0,2%. Kandungan vitaminnya dalam 100 gram bahan adalah vitamin A 60 SI/100; dan vitamin B1 0,01 mg. Sedangkan kandungan mineral yang penting adalah zat kapur dan fosfor, masing-masing 136 mg dan 170 mg per 100 gram bahan.
- Udang dapat diolah dengan beberapa cara, seperti beku, kering, kaleng, terasi, krupuk, dll.
- Limbah pengolahan udang yang berupa jengger (daging di pangkal kepala) dapat dimanfaatkan untuk membuat pasta udang dan hidrolisat protein.
- Limbah yang berupa kepala dan kaki udang dapat dibuat tepung udang, sebagai sumber kolesterol bagi pakan udang budidaya.
- Limbah yang berupa kulit udang mengandung chitin 25% dan di negara maju sudah dapat dimanfaatkan dalam industri farmasi, kosmetik, bioteknologi, tekstil, kertas, pangan, dll.
- Chitosan yang terdapat dalam kepala udang dapat dimanfaatkan dalam industri kain, karena tahan api dan dapat menambah kekuatan zat pewarna dengan sifatnya yang tidak mudah larut dalam air. (Anonim.2011)
Udang terasuk dalam filum arthropoda, hewan ini memiliki sepasang mata majemuk, sepasang antena, dua pasang antenula, sirip kepala, memiliki maxilliped, serta memiliki lima pasang kaki jalan.
Hewan ini banyak di temukan di sungai Pasir Muncang dengan menggunakan metode hand sortir.
Habitat
· Sungai
· Danau
· Ait tawar
Referensi
Buwono, I.D., 1993. Tambak Udang Windu-Sistem Pengelolaan Berpola Intensif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Haryanti, S.B. Moria, K. Mahardika, dan I.G.Ng. Permana. 2003. Standart Mutu Benih Udang Penaeus monodon dan Lithopenaeus vannamei melalui Analisis Morfologi dan Rasio RNA/DNA.Gondol Bali: Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut.
Gastropoda
H (Pasir Muncang)
Deskripsi
Gastropoda merupakan kelas yang terbesar dari moluska. Siput dan siput tak bercanggkang termasuk dalam kelas ini. Siput bercanggkang tunggal dan spiral. Siput dewasa tidak menunjukan simetri bilateral tetapi larvanya simetri bilateral. Gastropoda mempunyai lidah yang panjang dan sempit yang ditutupi deretan gigi kecil. Lidahnya disebut radula. Hewan ini mempunyai kepala dan dua pasang tentakel. (Mhyers, Phil & Dr.John B.Burch,Ph.D.2011)
Pada ujung tentakel terdapat mata. Sebagian besar spesies gastropoda hidup di laut tetapi beberapa hidup di air tawar bahkan ada yang hidup di darat. Yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru. Siput tak bercangkang dapat ditemukan di laut dan di darat. Warna siput darat sederhana namun siput tak bercangkang yang hidup di laut kebanyakan berwarna menyolok dan indah. (Paul.1999)
Karateristik
·Hidup di sungai, kolam, air tawar
·Hidup secara heterotrof
·Invertebrata
·Berkaki lebar dan pipih pada bagian ventral tubuhnya
·Bergerak lambat dengan kaki (gerakan kaki seperti gelombang)
·Kontraksi otot (posterior dan anterior)
·Tubuh dilindungi oleh cangkang tunggal
·Tubuh panjang, lembab, dan licin
·Bentuk cangkang kerucut terpilin
·Memiliki sepasang tentakel
·Mata terletak dekat dasar tentakel sebelah luar
· Bernapas dengan insang (jumlahnya satu atau dua buah) dan ada yang dengan paru-paru
·Hermaprodit
·Makroskopik (5-7 cm untuk terbesar)
·Reproduksi secara seksual (fertilisasi)
Gastropoda air tawar memiliki tubung yang menyerupai kerucut, memiliki cangkang yang keras, memiliki sepasang tentakel.
Hewan ini hidupnya di air,dan bergerak dengan menggunakan kaki yang lebar. Hewan ini ditemukan di sungai Pasir Muncang dengan menggunakan metode hand sortir.
Habitat
· Air tawar
· Air payau
Referensi
Lintah
H (Pasir Muncang)
Kingdom : Animalia Fillum : Annelida Kelas : Citellata Ordo : Haplotaxida Famili : Hirudinea Genus : Hirudo Spesies : Hirudo medicinalis Jumlah : 1 |
Deskripsi
Lintah dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat kesukaannya. Lintah sehari-hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-harinya melekat pada daun atau batang pohon (di luar air). Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, serta mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga. (Suharti.1983) Ciri-ciri lintah
· Bentuk tubuhnya pipih dan segmen-segmennya jelas (tidak tertutup kutikula yang dihasilkan epidermis).
· Cacing ini tidak mempunyai rambut dan parapodia serta mempunyai dua alat pengisap pada kedua ujung tubuhnya yang berguna untuk mengisap darah dan melekatkan diri pada tubuh mangsanya.
· Selama diisap lintah, darah mangsanya tidak akan membeku karena lintah menghasilkan zat hirudin sebagai zat antikoagulan.
· Saluran pencernaannya terdiri atas usus yang memiliki tonjolan membentuk kantung-kantung sehingga cukup banyak darah yang dapat disimpan di kantung usus tersebut.
· Pada umumnya sufat hidupnya hemafrodit.
· Hidupnya di air laut,air tawar dan darat.
· Makanananya cacing dan larva serangga.
· System peredaran tertutup
Lintah memiliki tubuh yang mirip cengan cacing, tetapi badannya lebih lebar, serta memiliki segmen yang jelas. Hewan ini memiliki alat penghisap yang terletak di ujung anterior, yang memiliki fungsi untuk menghisap darah.
Hewan ini bisa hidup di air tawar, air laut, dan juga di darat. Hewan ini ditemukan di perairan sungai Pasir Muncang, dengan menggunakan metode hand sortir.
Habitat:
· Air tawar
· Dedaunan rendah
· Hutan basah
Referensi
Suharti.1983.Evolusi Avertebrata.Jakarta:Universitas Indonesia
Kaki Seribu
H (Pasir Muncang)
Kingdom : Animalia Fillum : Arthropoda Kelas : Diplopoda Ordo : Myriapoda Famili : Julidae Genus : Sabulosum Spesies : sabulosum schizophyllum Jumlah :1 |
Tubuh lipan atau kelabang hanya terdiri atas kepala dan badan. Tidak ada bagian dada. Pada kepala terdapat sepasang mata tunggal, sepasang alat peraba besar, dan sepasang alat peraba kecil yang beruas-ruas. Setiap ruas badan belakang terdapat kaki berpasangan. Pada keluwing, setiap ruas badan terdapat dua pasang kaki yang dikenal dengan “kaki seribu”. Sedangkan pada kelabang terdapat sepasang kaki. Myriapoda melakukan respirasinya menggunakan saluran trakea yang bermuara pada lubang-lubang kecil (stigma), letaknya pada dinding ruasruas tubuh. Lubang tersebut disebut spirakel. Sistem peredaran darahnya terbuka dan letak jantung pada bagian punggung. (Putra, Zulfikar.2011)
Ciri-ciri Myriopoda
- Tubuh terdiri atas kepala (chepalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (thoraks)
- Dibagian kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal (ocellus)
- Penambahan jumlah segmen terjadi pada setiap pergantian kulit
- Alat gerak pada kelompok hewan Chilopoda adalah satu pasang kaki di setiap segmen perut kaki, sedangkan pada
- Alat gerak pada kelompok hewan Diplopoda terdapat dua pasang kaki pada tiap segmen perut, kecuali segmen terakhirnya. (Silalahi, Manson.2009)
Lipan memiliki kesamaan dengan kelabang, hewan ini hanya memilki kepala dan badan, serta tidak memiliki ekor.Lipan memilki sepasang mata,serta memilki kaki yang banyak.
Hewan ini ditemukan di sekitar sungai Pasir Muncang,dengan menggunakan metode hand sortir.
Klasifikasi / Sistematika
- Myriapoda terdiri atas 2 subkelas, yaitu:
1. Subkelas Chilopoda yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Mencakup berbagai macam lipan (kelabang) yang memiliki panjang hingga 26 cm
- Chilopoda memangsa hewan kecil dengan cara melumpuhkannya dengan gigi yang beracun.
- Tubuh agak gepeng,
- terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15-173 ruas).
- Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya.
- Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped)
- Maksiliped berfungsi untuk membunuh mangsanya.
- Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut.
- Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
- Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai
anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
- Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan
lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas.
- Habitat di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk.
Kelas ini sering disebut Sentipedes.
2. Subkelas Diplopoda yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Mencakup berbagai macam lengkibang (luing) / kaki seribu
- Diplopoda hidup di tempat-tempat lembab dan gelap
- Makanan hewan ini berupa sayur-mayur, vegetasi yang sudah mati atau lumut.
- Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiriatas kepala dan badan.
- Setiap segmen (ruas) mempunyai dua pasang kaki, dantidak mempunyai “taring bisa” (maksiliped).
- Pada ruas ke tujuh, satu, ataukedua, kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi.
- Pada kepala terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata
tunggal.
- Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan
yang telah membusuk.
- Respirasi dengan trakea yang tidak bercabang.
- Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
System Organ Myriapoda
System pernapasannya
- berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di kanan kiri setiap ruas,
- kecuali pada Diplopoda terdapat dua pasang di tiap ruasnya.
System pencernaan
- saluran pencernaanya lengkap dan mempunyai kelenjar ludah.
- Chilopoda bersifat karnivor dengan gigi beracun pada segmen I,
- sedangkan Diplopoda bersifat herbivor, pemakan sampah atau daun-daunan.
System reproduksi
- Secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilasi internal).
- Myriapoda ada yang vivipar dan ada yang ovipar.
Peranan Myriapoda Bagi Kehidupan Manusia
- Myriapoda dapat dikatakan tidak memberi keuntungan bagi kehidupan manusia.
- Bahkan ada beberapa yang dianggap mengganggu meski tidak membahayakan.
- Namun, Myriapoda ternyata mempunyai andil dalam memecah bahan-bahan organik atau serasah untuk membentuk humus. (Silalahi, Manson.2009)
Habitat
- Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat.
- Terutama di tempat yang banyak mengandung sampah, misalnya di kebun dan di bawah batu-batuan.
Referensi
Silalahi, Manson.2009. Myriapoda(lipan,kaki seribu).dari http://theo766hi. wordpress.com/2009/06/12/myriapoda-lipankaki-seribu/. Diakses 24 mei 2011.
Kepiting Sungai
H (Pasir Muncang)
Kingdom : Animalia Fillum : Arthropoda Kelas : Malacostraca Ordo : Decapoda Famili : Portunidae Genus : Scylla Spesies : Scylla sp Jumlah : 3 |
Foto Hasil Searching/Browsing |
Kepiting merupakan salah satu hewan air yang banyak dijumpai di Indonesia dan merupakan hewan anthropoda yang terbagi menjadi 4 famili yaitu Potunidae (kepiting perenang), Xanthidae (kepiting lumpur), Cancridae (kepiting cancer), dan Potamonidae (kepiting air tawar). Jenis yang paling popular sebagai bahan makanan adalah Scylla serrata ukuran lebih dari 20 cm, yang lain adalah Portunus pelagicus yang disebut rajungan. Kepiting dapat dikenal melalui bentuk tubuhnya yang melebar melintang. Ciri khas yang dimiliki adalah karapaksnya berbentuk pipih atau agak cembung dan heksagonal atau agak persegi. Ujung pasangan kaki agak pipih dan berfungsi sebagai alat pendayung saat berenang. (Afrianto dan Liviawaty, 1992).
Molting atau ganti kulit. Sebagaimana hewan jenis crustacea, maka kepiting juga mempunyai sifat seperti crustacea yang lain, yaitu molting atau ganti kulit. Setiap terjadi ganti kulit, kepiting akan mengalami pertumbuhan besar karapas maupun beratnya. Umumnya pergantian kulit akan terjadi sekitar 18 kali mulai dari stadia instar sampai dewasa. Selama proses ganti kulit, kepiting memerlukan energi dan gerakan yang cukup kuat, maka bagi kepiting dewasa yang mengalami pergantian kulit perlu tempat yang cukup luas. Pertumbuhan kepiting akan terlihat lebih pesat pada saat masih muda, hal ini berkaitan dengan frekuensi pergantian kulit pada saat stadia awal tersebut. (Afrianto, E. dan E. Liviawaty, 1992).
Anatomi
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih (phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda. (Jasin, M. 1989) Kepiting adalah salah satu hewan yang termasuk dalam fillum arthropoda, hewan ini memiliki ciri khas, yaitu memiliki capit dan tubuhnya di tutupi oleh cangkang yang keras, memilki rostrum, memilki maxilliped. Perut keeping betina lebih besar di bandingkan dengan yang jantan, dikarenakan yang betina menghasikan telur yang di simpan di perutnya.
Habitat
· Perairan tawar (sungai dan danau)
· Di selah-selah bebatuan
Referensi
Afrianto, E. dan E. Liviawaty, 1992. Pemeliharaan Kepiting, Kanisius, Yogyakarta
Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Sinar Wijaya, Surabaya.
Setijanto. 2006. Avertebrata Akuatik (Buku 1 dan 2). Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
BAB I
PENDAHULUAN
1. TINJAUAN PUSTAKA
Lamarck membagi invertebrata ke dalam dua kelompok yaitu insecta (serangga) dan vermes (cacing). Tapi sekarang, invertebrata diklasifikasikan ke dalam lebih dari 30 sub-filum mulai dari organisme yang simpel seperti porifera dan cacing pipih hingga organisme yang lebih kompleks seperti mollusca, echinodermata, dan arthropoda. (Ferinluary.2010).
Jadi pengertian dari avertebrata akuatik adalah hewan yang tidak mempunyai tulang belakang yang sebagian besar atau semua masa hidupnya berada di wilayah perairan. (Ferinluary.2010).
Metode pengambilan sampel hewan avertebrata di Kampung Laut menggunakan beberapa metode, yakni :
A. Metode Hand Sorting
Metode ini adalah metode penagambilan sampel secara langsung dengan menggunakan tangan. Spesimen yang didapat dimakuan dalam sebuah wadah kemudian diawetkan dengan menggunakan formalin 4 %, dan sampel tersebut di beri keterangan.
B. Metode Core Sampler
Metode ini menggunakan pipa peralaon atau toples bulat sebagai alat utamnaya, metode ini khusus digunakan di perairan dangkal, dengan kedalaman hanya 20 cm, cara kerja metode in adalah dengan menampung substrat.
C. Metode Plankton net
Metode pengambilan sampel dengan menggunakan alat yang disebut Plankton Net. Sampel yang didapat biasanya sampel yang berukuran sangat kecil dan mikroskopis ukurannya.
D. Metode Eckman Grab
Metode pengambilan sampel hewan avertebrata dengan menggunakan alat yang disebut Grab Sampler. Metode ini biasanya digunakan untuk mengambil sampel yang hidup disubstrat berlumpur.
ISI
2. DATA PENGAMATAN
2.1 HAND SORTIR
Tabel hand sortir
No | Fillum | Kelas | Ordo | Famili | Genus | Spesies |
1 | Mollusca | Gastropoda | mesogastropoda | ampullaridue | Pila | Pila ampullaridue |
2 | Mollusca | Gasropoda | architaenioglossa | ampullarida | Pila | Pila ampullaridae |
3 | Mollusca | Gastropoda |
|
|
|
|
4 | Mullusca | Bivalvia | ostreoida | pectinidae | Pectin | Pectin yessoenis |
5 | Arthropoda | Malacostraca | decapoda | Palaemonidae
| Macrobachium
| Macrobacium Rosenbergi |
2.2 CORE SAMPLER
Tabel core sampler
No | Fillum | Kelas | Ordo | Famili | Genus | Spesies |
1 | mollusca | Gastropoda | Vetigastropoda | Haliotidae | Haliotis | Haliotis asinina |
2.3 PLANKTON NET
Tabel plankton net
No | Fillum | Kelas | Ordo | Famili | Genus | Spesies |
1 | Arthropoda | Crustacea | Cladocera | Daphnidae | Daphnia | Daphnia sp |
2.4 ECKMAN GRAB
Tabel eckman grab
No | Fillum | Kelas | Ordo | Famili | Genus | Spesies |
1 |
|
|
|
|
|
|
2.5 TABEL BIODERVISITY PROFESIONAL
3. PEMBAHASAN
3.1 HAND SORTIR
Metode ini adalah metode penagambilan sampel secara langsung dengan menggunakan tangan. Spesimen yang didapat dimakuan dalam sebuah wadah kemudian diawetkan dengan menggunakan formalin 4 %, dan sampel tersebut di beri keterangan.
Hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode ini adalah udang, gastropoda, lintah, kepiting dan kaki seribu.
3.2 CORE SAMPLER
Metode ini menggunakan pipa peralaon atau toples bulat sebagai alat utamnaya, metode ini khusus digunakan di perairan dangkal, dengan kedalaman hanya 20 cm, cara kerja metode in adalah dengan menampung substrat.
Hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode ini adalah kerang abalone.
3.3 PLANKTON NET
Banyak alat yang diciptakan untuk tujuan water sampling, khusus untuk sampling dengan objek plankton, alat yang sering dugunakan adalah plankton net. Plankton net merupakan jaring dengan mesh size yang disesuaikan dengan plakton. Penggunaan jaring plakton selain praktis juga sampel yang diperoleh cukup banyak. Jaring plankton net biasa terbuat dari nilon, umumnya berbentuk kerucut dengan berbagai ukuran, tetapi rata-rata panjang jaring adalah 4-5 kali diameter mulutnya. Jaring berfungsi untuk menyaring air serta plakton yang berada didalamnya. Karena itu plakton yang tertangkap sangat bergantung pada ukuran mesh size, maka ukuran mesh size yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis atau ukuran plankton yang akan diamati. Ukuran plakton yag relatif besar (terutama zooplankton) menggunakan jaring No.0 atau No.3, sedangkan yang lebih untuk plankton yang lebih kecil menggunakan No.15 atau No.20. (Kisaran Kelimpahan dan Koposisi Plakton Predominan di Perairan Kawasan Timur Indonesia. 1997)
Morfologi dan habitat Daphnia
Bentuk tubuh Daphnia sp. Lonjong dan segmen badan tidak terlihat. Pada bagian ventral kepala terdapat paruh. Kepala mempunyai lima pasang apendik, yang pertama disebut antenna pertama, kedua disebut antenna kedua yang mempunyai fungsi utama sebagai alat gerak. Tiga pasang yang terakhir adalah bagian-bagian dari mulut. Tubuh ditutupi oleh cangkang dari kutikula yang mengandung khitin yang transparan, di bagian dorsal bersatu, tetapi dibagian ventral terbuka dan terdapat lima pasang kaki. Ruang antara cangkang dan tubuh bagian dorsal merupakan tempat pengeraman telur. Pada ujung post abdomen terdapat dua kuku yang berduri kecil-kecil. Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah telur menetas didalam ruang pengeraman. ( John Clare, B.A., Ph.D.2002) Daphnia memakan berbagai macam bakteri, ragi, alga bersel tunggal, dan detritus. Bakteri dan fungi menduduki urutan teratas dari nilai nutrisi baginya. Sedangkan makanan utama bagi Daphnia adalah alga dan protozoa. Daphnia mengambil makanannya dengan cara menyaring makanan atau “filter feeding”. Gerakan yang kompleks dari kaki-kaki toraks menghasilkan arus air yang konstan. Gerakan kaki-kaki tersebut berperan penting dalam proses pengambilan makanan. Pasangan kaki ketiga dan ke empat dipakai untuk menyaring makanan, sedang kaki pertama dan kedua digunakan untuk menimbulkan arus air sehingga partikel-partikel tersuspensi bergerak ke arah mulut. Partikel-partikel makanan yang tertahan kemudian tersaring oleh setae, selanjutnya digerakan ke bagian mulut dan ditelan oleh Daphnia.Adapun hewan yang diperoleh dengan menggunakan metode ini adalah Daphnia sp. ( John Clare, B.A., Ph.D.2002).
3.4 ECKMAN GRAB
Metode pengambilan sampel hewan avertebrata dengan menggunakan alat yang disebut Grab Sampler. Metode ini biasanya digunakan untuk mengambil sampel yang hidup disubstrat berlumpur.
3.5 BDPRO
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa keong dan siput masih memiliki kekerabatan yang lebih dekat atau dengan kata lain masuk 1 genus,sementara keong dengan tiram masih berada dalam 1 filum yaitu gastropoda. Sementara itu udang memiliki kekerabatan yang dekat dengan kepiting masih dalam 1 kelas crustacea. Klasifikasi dalam tabel diatas berdasarkan kemiripan sifat dan kesamaan organ tubuh yang ada pada species yang kami temukan saat praktikum lapangan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa avertebrata akuatik adalah istilah yang ungkapkan oleh Chevalier de Lamarck untuk menunjukan hewan yang tidak memiliki tulang belakang,sedangkan hewan invertebrate mencakup semua hewan kecuali hewan vertebrata (pisces, reftil, amfibia, burung dan mamalia). Sedangkan contoh hewan invertebrata adalah serangga, ubur-ubur, hydra, cumi-cumi dan cacing. Invertebrata mencakup 97% dari seluruh anggota kingdom animalia.
Ada 2 macam metode yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya yaitu:
1. metode pengambilan sampel makroinvertebrata bentik yang terdiri dari: metode surber,metode kick,metode eckemen greb,hand sorting,core sampler.
2. metode pengambilan zooplankton terdiri atas plankton net.Hasil yang didapat dalam praktikum yang diambil dengan mengguna metode hand sorting. Metode hand sorting adalah metode pengambilan sampel secara langsung dengan menggunakan tangan. Hasil hewan yang didapat dalam metode ini adalah udang, gastropoda, lintah, kaki seribu, kepiting sungai. Sedangkan pengambilan sampel dengan menggunakan metode pengambilan zooplankton hasil hewan yang didapat adalah daphnia sp.
SARAN
Dalam melaksanakan praktikum yang dilakukan di lapangan maupun di laboratorium sebaiknya mematuhi standar operasional prosedur dan jadwal yang telah ditentukan, hal ini untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan dan juga bisa membuat praktikum lebih nyaman dan tepat waktu.
Sebaiknya alat yang digunakan dalam praktikum lebih memadai,hal ini akan menunjang praktikan dalam melakukan praktikum, baik itu ketika mengamati secara morfologi maupun secara mikroskopis.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E. dan E. Liviawaty, 1992. Pemeliharaan Kepiting, Kanisius, Yogyakarta.
Buwono, I.D., 1993. Tambak Udang Windu-Sistem Pengelolaan Berpola Intensif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Haryanti, S.B. Moria, K. Mahardika, dan I.G.Ng. Permana. 2003. Standart Mutu Benih Udang Penaeus monodon dan Lithopenaeus vannamei melalui Analisis Morfologi dan Rasio RNA/DNA. Gondol Bali: Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut.
Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Sinar Wijaya, Surabaya.
Setijanto. 2006. Avertebrata Akuatik (Buku 1 dan 2). Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Silalahi, Manson.2009. Myriapoda(lipan,kaki seribu).dari http://theo766hi. wordpress.com/2009/06/12/myriapoda-lipankaki-seribu/. Diakses 24 mei 2011.
Suharti.1983.Evolusi Avertebrata.Jakarta:Universitas Indonesia